Tidak Ada yang Tidak Mungkin

MASA DEPAN ANAK YANG TANGAN KANANNYA LUMPUH

OLEH: AGUNG PRIBADI

 

Sejak balita tangan kanannya lumpuh dan mengecil. Walupun masih bisa digerakkan tapi lemah sekali. Tangan kirinya juga tidak terlalu kuat sebagaimana kebanyakan orang Indonesia. Di SMP-nya olahraga wajib adalah tinju. Oleh pelatih tinju ia tidak pernah disuruh berlatih tinju karena tangan kanannya lumpuh. Ia hanya disuruh mengangkat-ngangkat perlengkapan tinju. “Ia tidak bakal bisa jadi petinju!” kata pelatih tinju di SMP nya.

 

Bagaimana masa depan anak ini? Akan menjadi apakah ia ketika dewasa?

 

Ini adalah kisah dari Syamsul ANwar Harahap, legenda tinju amatir di Indonesia yang dijukui “BOLDOZER RING”. Setelah tidak bertinju ia menjadi komentator Tinju terkemuka di surat kabar dan Televisi Nasional.

 

Ketika bertanding di Olimpiade Syamsul mengalahkan Thomas Hearns, salah satu dari The Big Four Kelas menengah dunia bersama Sugar Ray Leonard, Marvin Hagler, dan Roberto Duran.

 

Sesuatu hal yang dianggap tidak mungkin menjadi mungkin kalau kita mempunyai mimpi dan kemauan keras.

 

Oleh pelatih tinju di SMP Syamsul dikatakan tidak mungkin menjadi petinju ternyata malah menjadi petinju yang cukup bersinar di Olimpiade (walaupun tidak juara) serta merebut medali emas Turnamen Tinju internasional Piala Presiden di Indonesia dan Piala Raja di Thailand. Ia juga merebut emas di SEA GAMES dan Pesta Sukan.

 

Sejak kecil Syamsul sering diceritakan kisah wanita yg lumpuh total ternyata bisa sembuh bahkan bisa merebut medali emas Maraton Olimpiade (Kisahnya ada di buku NO EXCUSE). Syamsul pun jadi semangat.

 

Pada ulang tahunnya yang ke-17 tidak ada yg ingat ulang tahunnya Syamsul marah. Iapun memukuli sansak. Seharian. Sejak itu setiap hari setiap pulang sekolah ia memukuli sansak dan berlatih teknik tinju. Tangan kanannya juga dilatih mengangkat barbel.

 

Ia berlatih di sasana tinju kecil-kecilan milik pamannya. Ia berlatih lebih keras dari petinju lainnya. Saat yang lainnya sudah pulang, ia masih berlatih tinju.

 

Pamannya berkata, “Tangan kamu Cuma satu setengah karena yang kanan lemah. Selain kamu harus latihan mengangkat barbel untuk tangan kananmu, kamu harus melatih kaki dengan keras dan rajin. Kaki kamu harus lebih lincah dari petinju-petinju yg tangannya tidak terkena polio!”

 

Ternyata hal ini memang jadi kunci sukses syamsul. Ia menjadi petinju yang sulit dipukul karena footwork nya yang sangat lincah. Ia menjadi petinju yang tidak pernah kalah KO.

 

Pada era 1960-an sampai 1980-an tinju Indonesia cukup disegani. Salah satunya karena ada Syamsul Anwar Harahap. Ia sudah mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin karena kekuatan mimpi dan kemauan.

 

Leave a comment